Komunikasi Politik Muslimat NU dalam Suksesi Pemilihan Umum Kepala Daerah
Keywords:
Muslimat, Nahdhatul Ulama, Politik, Komunikasi PolitikAbstract
The current political activity of women has become a meaningful conversation. Women have shown their existence as an important part of society that has and gives a positive meaning in the development of state and nation. Similarly, presented by Muslimat NU in Tegal District Election of Tegal District, Muslimat NU appear in front of the real to participate politically so that Pemilukada become an important moment in history as proof of their success. Through a gender approach to the theory of political communication, this article attempts to describe what the NU Muslimat motivates in the succession of the Tegal Regency Election of 2013, then how the political communication is built so that the effort succeeds in achieving its targets, as well as what factors are able to build political communication between them. The method used is interview and observation. The results of this study indicate that Umi Azizah, the elected vice-regent with an effective communication approach and his credibility and capital as a community activist for 20 years can take part in the political world substantially and can win the election with no money politics.
Kiprah politik perempuan dewasa ini telah menjadi perbincangan yang cukup berarti. Perempuan telah menunjukkan keberadaaannya sebagai bagian penting dari masyarakat yang memiliki dan memberi arti positif dalam pembangunan negara dan bangsa. Begitu pula yang ditampilkan oleh Muslimat NU pada Pemilukada 2013 Kabupaten Tegal, ikut berpartisipasi politik dalam Pemilukada dan itu menjadi momen penting dalam sejarah sebagai bukti akan kesuksesan mereka. Melalui pendekatan gender dengan teori komunikasi politik, artikel ini berupaya untuk mendeskripsikan apa yang menjadi motivasi Muslimat NU dalam suksesi Pemilukada Kabupaten Tegal Tahun 2013, kemudian bagaimana komunikasi politik yang dibangun sehingga upaya tersebut berhasil mencapai targetnya, serta faktor-faktor apa saja yang mampu menghidupkan serta membangun komunikasi politik di antara mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Umi Azizah, wakil bupati terpilih dengan pendekatan komunikasi yang efektif serta kredibiltasnya serta modal sebagai penggiat masyarakat selama 20 tahun mampu berkiprah di dunia politik secara subtantif dan dapat memenangkan pemilukada tanpa politik uang.
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2017 Alimatul Qibtiyah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.